Sebagai ilustrasi awal : ruang tamu Pak Damiri sekarang tampak lebih
ramai sejak beliau membuka toko kelontong awal bulan lalu. Sebagian
besar ruangannya banyak diisi oleh aneka kebutuhan rumah tangga yang
tertata dengan rapi dan sangat menarik. Ruangan yang semula sangat luas
tetapi sangat sepi, sekarang tampak lebih ramai dan tentu saja
menjadikan yang memiliki toko semakin ceria. Karena sekarang ruang
tamunya mampu memberikan tambahan penghasilan yang cukup lumayan,
sementara untuk bertamu dia menyisakan sedikit saja tempat diteras untuk
para tamu yang berkunjung ke rumah Pak Damiri. Tidak masalah bukan?
Banyak sekali jenis ide usaha yang mengalami kegagalan dilaksanakan karena memerlukan criteria tempat yang terlampau sulit untuk dipenuhi oleh para pebisnis pemula. Namun tidak demikian halnya dengan toko kelontong, kita dapat memanfaatkan sedikit ruangan di rumah kita, baik itu berupa garasi, ruang tamu yang agak longgar, atau bisa juga halaman depan rumah kita. Itu berarti satu mudal usaha berharga telah kita miliki. Seberapa besar ruang yang diperlukan untuk membuka toko? Jawabannya adalah tergantung seberapa besar kemampuan kita dalam menyediakan barang kebutuhan pokok bagi para pelanggan. Tentu saja hal ini harus ditunjang juga dengan kemampuan kita dalam menata barang dengan rapi dan menarik.
Jika memiliki garasi kosong, maka kita hanya tinggal membersihkannya lalu membelikan etalase saja. Untuk penghematan biaya, bisa juga dengan membeli etalase bekas, serta disertakan juga dengan rak-rak yang memanfaatkan bahan-bahan yang lebih murah. Jika menggunakan sekitar rumah yang kososng tentunya perlu juga dibuatkan ruang untuk usaha sederhana agar dapat mengalokasikan dana untuk pemenuhan kebutuhan barang yang banyak dibutuhkan oleh para pelanggan.
Apabila rumah kita tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat usaha, kita juga dapat mencari alternatif lain, yaitu dengan menyewa rumah di pemukiman yang padat penduduknya. Untuk meminimalkan biaya sewa rumah kita bisa mencari rumah diperkampungan. Karena toko kelontong tidak mutlak mensyaratkan ruang usaha yang berposisi ditepi jalan raya.
Justru karena posisi yang berada dipemukiman, toko kelontong yang kita buka terkadang akan memperoleh prediket “ngijeni” (bahasa jawa) yang berarti : tanpa pesaing. Tentu saja hal ini akan sangat membuka peluang untuk kelancaran usaha toko kelontong kita serta dapat mempermudah dalam pemasaran toko yang baru saja kita buka. Jika tempat sudah kita dapatkan, lalu siapa yang akan mampu untuk melanjutkan pengelolaannya? Akan kita bahas
PADA TULISAN selanjutnya dengan judul : SETIAP ANGGOTA KELUARGA DAPAT MENGELOLA TOKO KELONTONG.
Banyak sekali jenis ide usaha yang mengalami kegagalan dilaksanakan karena memerlukan criteria tempat yang terlampau sulit untuk dipenuhi oleh para pebisnis pemula. Namun tidak demikian halnya dengan toko kelontong, kita dapat memanfaatkan sedikit ruangan di rumah kita, baik itu berupa garasi, ruang tamu yang agak longgar, atau bisa juga halaman depan rumah kita. Itu berarti satu mudal usaha berharga telah kita miliki. Seberapa besar ruang yang diperlukan untuk membuka toko? Jawabannya adalah tergantung seberapa besar kemampuan kita dalam menyediakan barang kebutuhan pokok bagi para pelanggan. Tentu saja hal ini harus ditunjang juga dengan kemampuan kita dalam menata barang dengan rapi dan menarik.
Jika memiliki garasi kosong, maka kita hanya tinggal membersihkannya lalu membelikan etalase saja. Untuk penghematan biaya, bisa juga dengan membeli etalase bekas, serta disertakan juga dengan rak-rak yang memanfaatkan bahan-bahan yang lebih murah. Jika menggunakan sekitar rumah yang kososng tentunya perlu juga dibuatkan ruang untuk usaha sederhana agar dapat mengalokasikan dana untuk pemenuhan kebutuhan barang yang banyak dibutuhkan oleh para pelanggan.
Apabila rumah kita tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat usaha, kita juga dapat mencari alternatif lain, yaitu dengan menyewa rumah di pemukiman yang padat penduduknya. Untuk meminimalkan biaya sewa rumah kita bisa mencari rumah diperkampungan. Karena toko kelontong tidak mutlak mensyaratkan ruang usaha yang berposisi ditepi jalan raya.
Justru karena posisi yang berada dipemukiman, toko kelontong yang kita buka terkadang akan memperoleh prediket “ngijeni” (bahasa jawa) yang berarti : tanpa pesaing. Tentu saja hal ini akan sangat membuka peluang untuk kelancaran usaha toko kelontong kita serta dapat mempermudah dalam pemasaran toko yang baru saja kita buka. Jika tempat sudah kita dapatkan, lalu siapa yang akan mampu untuk melanjutkan pengelolaannya? Akan kita bahas
PADA TULISAN selanjutnya dengan judul : SETIAP ANGGOTA KELUARGA DAPAT MENGELOLA TOKO KELONTONG.
No comments:
Post a Comment